Debrief dan Refleksi Dalam Outbound Trainning
Debrief dan Refleksi dalam Aktifitas Outbound
Debrief adalah metode dalam mengadakan wawancara kepada seseorang setelah kembali dari menunaikan suatu tugas
Refleksi atau biasa juga disebut renungan adalah satu sesi untuk mengambil pelajaran dari pengalaman ( kegiatan Outbound ) yang telah dilalui.
Mengapa perlu di-Debrief dan di-Refleksi?
Dalam kegiatan Outbound memerlukan beberapa keterlibatan yang antara lain :
- Keterlibatan Fisik (Psikomotorik)
- Keterlibatan Mental (Afektif) dan
- Keterlibatan Pikiran (Kognitif)
Meskipun dengan proporsi berbeda-beda, akan tetapi masing-masing peserta berangkat dengan pengalaman masa lalu dan suasana hati yang berbeda, sehingga cara merespon kegiatan / permainan dalam Outbound pun berbeda pula. Sehingga pengalaman akhir yang didapat juga bervariasi.
Agar manfaat yang didapat dari kegiatan Outbound dapat bernilai positif dan maksimal bagi pengembangan diri peserta, maka dapat dibantu dengan memberi refleksi yang tepat terhadap aktifitas yang dialami.
Adapun manfaat refleksi antara lain:
- Menambah nilai Pengalaman (Experience). Ekplorasi yang tepat dapat menambah nilai dan arti pengalaman, jika tidak tepat dapat mengecilkan nilai dari kegiatan dalam Outbound.
- Meminimalkan hambatan dalam proses belajar. Suasana hati yang tidak fun dapat menjadikan seseorang bersikap cuek terhadap keadaan yang ada disekitarnya, sehingga dengan refleksi diharapkan dapat memberikan wacana dan pemahaman yang lebih luas.
- Memperjelas arah tujuan, mengukur kinerja, introspeksi diri, merayakan keberhasilan.
- Membuka wawasan baru, melihat alternatif lain untuk meraih tujuan, melihat masalah dari sudut pandang orang lain, mengukur diri.
- Mengembangkan pengamatan dan kesadaran, tentang keberanian, persepsi, dll.
- Membangun kepedulian, refleksi dapat menjadi wahana untuk mengungkapkan kepedulian, menerima tanggapan/feedback atas sikap diri selama kegiatan berlangsung.
- Memupuk keberanian untuk mengekpresikan diri, refleksi yang tepat dapat menjadi wahana untuk memupuk keberanian berbicara atau membicarakan pengalaman diri peserta. NB: Fasilitator harus mampu memilih situasi, simbol-simbol yang tepat.
- Memandu kesuksesan, memahami bagaimana kesuksesan diraih, membantu peserta menikmati kesuksesan, mengaplikasikan kedalam permanent system.
- Memberikan dukungan, rise taking dalam permainan berdampak sukses atau gagal, melalui refleksi pengalaman tersebut dianalisis, sehingga peserta dapat mengetahui bagaimana kegagalan itu terjadi, bangkit dari kegagalan, perjuangan meraih sukses.
- Memberdayakan peserta, refleksi dapat memperkuat kemampuan peserta untuk dapat belajar dari pengalaman yang dialaminya, sehingga akan berdampak pada: kemampuan belajar, kepercayaan diri, kemandirian, mengembangkan diri.
Terdapat 3 (tiga) tingkatan refleksi pengalaman dalam Outbound, yaitu:
- Merasakan pengalaman (Learning by Doing)
- Menceritakan pengalaman (Learning by Telling)
- Diskusi dan Tanya jawab pengalaman. (Learning By Reflecting)
Merasakan Pengalaman (Learning By Doing) Peserta dapat merasakan secara langsung dari suatu kegiatan (Learning by Doing), adapun garis besarnya sebagai berikut:
- Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan fisiologis, Psikologis dan intelektual.
- Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
- Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ” Fun ” dari kegiatan yang dilakukan.
- Peserta secara mandiri memperoleh kesadaran baru adanya proses pembelajaran.
- Peserta merasakan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan pada keadaan yang sesungguhnya ( di lapangan ).
Menceritakan Pengalaman (Learning by Telling), Peserta mendapat tambahan pengalaman melalui ”bantuan” Fasilitator, setelah mengamati dinamika kegiatan, fasilitator membuat rangkaian cerita kegiatan kemudian diceritakan kembali kepada peserta (Learning by Telling), adapun garis besarnya sebagai berikut:
- Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan fisiologis, Psikologis dan intelektual. Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
- Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ”Fun” dari kegiatan yang dilakukan.
- Setelah kegiatan, Fasilitator bercerita ulang tentang kejadian yang diamati ( recall memory ) sebagai jangkar ingatan dalam proses belajar peserta.
- Fasilitator menarik kesimpulan pembelajaran.
- Peserta merasakan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan pada keadaan yang sesungguhnya (di lapangan).
Diskusi dan Tanya jawab Pengalaman ( Learning By Reflecting), Peserta mendapatkan hikmah pembelajaran dengan ”bantuan” Fasilitator dalam refleksi, berdiskusi dan tanya jawab tentang pengalaman yang didapatkan (Learning by Reflecting), adapun garis besarnya sebagai berikut:
- Peserta diajak menyelesaikan suatu rangkaian skenario kegiatan tantangan fisiologis, Psikologis dan intelektual.
- Peserta menjalankan kegiatan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan.
- Peserta mendapatkan pengalaman baru yang ” Fun ” dari kegiatan yang dilakukan.
- Peserta secara mandiri memperoleh kesadaran baru adanya proses pembelajaran.
- Fasilitator memandu refleksi dengan pertanyaan panduan yang terstruktur
- Peserta mengungkapkan ulang pengalamannya dan mendapatkan pembelajaran baru dari kegiatan tersebut.
- Fasilitator mendorong terjadinya diskusi tentang sikap peserta, analisis, evaluasi dari perilaku yang muncul.
Obyek yang diamati oleh Fasilitator dapat di kelompokkan menjadi empat, yaitu:
- Hal Yang dirasakan
- Kesimpulan yang dapat diambil
- Kesadaran baru yang dapat diperoleh dari rangkaian kegiatan yang dialami
- Rencana implementasi hasil outbound dalam kehidupan sehari-hari